Sejarah Candi Borobudur – Indonesia merupakan negara yang kaya, sebab memiliki banyak tempat menarik serta kebudayaan masa lalu yang masih bisa dikunjungi. Salah satunya yang cukup populer adalah Candi Borobudur yang terletak di Jawa Tengah. Candi ini memiliki sejarah yang panjang dan merupakan salah satu peninggalan agama besar Budha yang masih tersisa di Indonesia. Berikut merupakan sejarah candi borobudur yang harus Anda ketahui.Deskripsi Awal Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan candi peninggalan agama Budha yang berlokasi di daerah Jawa Tengah, tepatnya yakni di Magelang. Candi ini merupakan candi atau kuil peribadatan khusus untuk agama Budha terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Bahkan karena kebesaran, relief yang menarik, serta kemegahan candi tersebut, ia termasuk dalam world heritage atau warisan kebudayaan terbesar di dunia.
Candi ini kemungkinan besar dibangun pada abad ke-8 Masehi, dimana saat itu di Jawa Tengah tengah berdiri pemerintahan kerajaan Budha yang dikuasai oleh Dinasti Syailendra. Jika dilihat dari bentuk stupa yang ada disana, serta relief yang dibuat oleh pembuatnya, Dinasti Syailendra merupakan penganut Budha Mahayana yang taat.
Walaupun begitu, asal usul, pendirian, serta siapa yang membangun candi ini masih merupakan pertanyaan besar yang belum banyak terjawab. Informasi yang ada di candi ini mengenai proses pendirian juga tidak dijelaskan secara detail, karena itu sejarah candi ini di dapatkan dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh sejarawan.
Sejarah candi borobudur tidak akan lengkap jika tidak mengetahui lokasi persis dari kuil terbesar di Asia untuk agama Budha ini. Jika Anda hendak berkunjung ke candi ini, Anda bisa datang ke Jl. Badrawati, yang terletak di wilayah Borobudur, yang merupakan salah satu kecamatan di Magelang, Jawa Tengah.
Tepatnya, candi ini terletak sekitar 40 km dari Yogyakarta, 86 km dari wilayah dan jalan kota Surakarta, serta sekitar 100 km dari wilayah dan jalan kota Semarang. Untuk penjelasan yang lebih lengkap, berikut merupakan sejarah mengenai candi ini, berikut dengan proses penemuan kembali candi setelah ditelantarkan.Asal Usul dan Pendirian Candi Borobudurkemenpar.go.id
Sampai saat ini, tidak ditemukan secara jelas siapa yang membangun dan kapan bangunan candi ini mulai dibuat dan selesai dikonstruksi. Sebab, hampir keseluruhan relief yang terdapat di Candi Borobudur menceritakan kisah-kisah agama Budha, bukan keadaan masyarakat, pemerintahan, ataupun nama dari kerajaan Budha yang saat itu memerintah wilayah Magelang.
Alasan kenapa candi ini dibuat sekitar abad ke-8, disebabkan adanya jenis tulisan yang terdapat di bagian dasar candi. Posisi aksara tersebut berada di sekitar kisah Karmawhibhanga, dan gaya tulisan serta bahasanya cocok dan umum digunakan pada abad ke-8 Masehi di wilayah sekitar Magelang berdasarkan penelitian.
Selain itu, jika menilik sejarah pembuatan prasasti yang dibuat oleh kerajaan lain, tulisan tersebut memiliki banyak kemiripan dengan yang mereka buat. Ini karena prasasti lebih banyak menjelaskan keadaan kerajaan yang membuatnya dibandingkan dengan penjelasan lain. Inilah yang sering menjadi titik awal sejarah candi borobudur.
Di saat yang bersamaan, di Jawa Tengah, terutama di wilayah Magelang, berdiri kerajaan yang diperintah oleh Wangsa atau keturunan dari Syailendra. Sedangkan dinasti ini, diperkirakan menguasai daerah Magelang sekitar tahun 760 sampai dengan 830 Masehi.
Jika dilihat dari proses pembangunan hingga penyelesaian konstruksi candi ini, diperkirakan selesai sekitar 75 tahun hingga 100 tahun. Sebuah waktu yang panjang untuk menyelesaikan mahakarya yang besar. Kemungkinan candi ini benar-benar selesai dan dapat digunakan untuk peribadatan umat di pemerintahan Raja Samaratungga, yang memerintah sekitar tahun 825 Masehi.
Akhir dari pembangunan candi ini memang jelas, yakni sekitar tahun 825 Masehi, namun pendirian dan siapa yang memulai konstruksi Candi Borobudur masih menjadi pertanyaan besar yang belum dapat dijawab para ilmuwan dan sejarawan. Informasi yang sudah valid dan dihasilkan dari penelitian panjang, hanya menyebutkan bahwa candi ini dibangun pada masa Syailendra.
Awalnya bahkan terdapat ketidak jelasan, apakah candi ini dibangun untuk peribadahan agama Hindu atau Budha, sebab dinasti Syailendra yang memerintah tersebut sebelumnya menganut kebudayaan dan agama yang berbeda, yakni Hindu Siwa. Perubahan dari agama Hindu ke agama Budha tersebut juga masih diteliti lebih jauh oleh pakarnya.
Selain Candi Borobudur, di saat yang bersamaan dibangun pula candi besar lain, misalnya candi Hindu dan Budha yang dibuat di sekitar daerah Kedu, dataran tinggi yang berada di sekitar wilayah Borobudur. Bahkan di dekat kompleks candi Budha ini, terdapat candi Hindu Shiwalingga, inilah yang menjadi pertanyaan mengapa terdapat dua bangunan candi dengan jenis agama yang berbeda, di waktu yang hampir bersamaan.
Sejarah candi borobudur juga sedikit terkait dengan Candi Prambanan, sebab kedua candi ini kemungkinan dibuat disaat yang bersamaan, namun Borobudur menyelesaikan terlebih dahulu pembangunan yang sudah direncanakan.Proses Pembangunan Candi Borobudurtribunnews.com
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses awal pembangunan candi ini memiliki kisah dan perjalanan yang panjang. Menurut penelitian yang dilakukan dengan menguji bangunan dan batu candi yang dibuat, awal mulanya Candi Borobudur hanya merupakan rancangan stupa tunggal yang saat ini terdapat pada bagian atas kompleks candi.
Karena stupa yang paling atas terlalu besar, maka ia dibongkar dan dibentuk menjadi tiga barisan stupa yang saat ini dapat dilihat oleh masyarakat. Proses pemugaran tersebut terjadi di masa lampau, dan rancangan Candi Borobudur pun berubah, dari awalnya merupakan stupa tunggal menjadi tiga barisan stupa, dengan satu stupa induk di bagian tengah.
Terdapat empat tahap di pembangunan Candi Borobudur, dengan penjelasan yang lebih rinci sebagai berikut:Tahap Pertama
Pada tahap pertama ini, kemungkinan besar dimulai di tahun 750 Masehi dengan pembuatan pondasi untuk bagian dasar candi. Proses pembuatan dasar candi juga tidak mudah, karena candi ini dibangun di atas bukit, maka bukit yang saat itu sudah ada diratakan dengan tanah agar bisa dibangun komplek tempat peribadatan.
Setelah diperluas, konstruksi dan sejarah candi borobudur pun terbentuk. Candi ini terbuat dari batu andesit, walaupun penggunaan andesit tidak ditemukan di keseluruhan candi. Batu andesit yang sudah dibentuk sedemikian rupa, kemudian dipadatkan dan dibuat struktur batu yang menutup tanah yang sudah diratakan, sehingga menyerupai cangkang.
Berdasarkan struktur awal yang dibuat, kemungkinan besar Candi Borobudur memiliki struktur yang sama dengan piramida, yakni segitiga. Namun rancangan tersebut diubah, dan dibuat struktur tiga undakan besar yang menutup struktur dan rancangan piramida yang sebelumnya dibuat.Tahap Kedua
Tahap ini merupakan tahap pembangunan candi, yang mana prosesnya membutuhkan waktu yang panjang. Pada proses tahap kedua ini, ditambahkan beberapa detail bangunan agar struktur kompleks candi menjadi semakin rapi, yakni penambahan dua buah undakan persegi, pagar langkan untuk masyarakat yang hendak naik ke puncak, serta satu undakan khusus yang bentuknya melingkar.
Setelah tahapan ini diselesaikan, pembuatnya kemudian mengalihkan detail dan tambahan struktur pelengkap di bagian stupa induk atau tunggal yang berada di bagian atasnya. Stupa ini kemudian menjadi mahkota di bagian puncak konstruksi dan kompleks Candi Borobudur ini.Tahap Ketiga
Proses perubahan dan pemugaran dilakukan di tahap ini, yakni pembongkaran stupa induk yang sebelumnya menjadi stupa tunggal di bagian puncak. Undakan serta stupa induk dibongkar dan digantikan dengan tiga barisan stupa yang lebih kecil. Walaupun begitu, makna dalam sejarah candi borobudur ini tidak menghilang begitu saja.
Stupa yang baru tersebut dibuat dengan susunan yang melingkar, dan di bagian tengah stupa kecil tersebut diletakkan stupa tunggal sebagai mahkota dan puncak yang baru. Pemugaran tersebut kemungkinan besar dikarenakan karena konstruksi sebelumnya terlihat kurang kuat dan bisa rubuh hanya karena keadaan puncak yang terlalu besar.
Karena perubahan di bagian puncak tersebut, maka kompleks bangunan candi ini juga diperluas, sehingga memberikan ruang yang lebih lebar untuk dibangun. Karena bagian atas yang dipugar, maka bagian bawah juga turut diperkuat. Kaki asli Candi Borobudur dibangun kaki tambahan, sehingga menutupi relief yang sebelumnya dibuat, yakni relief Karmawhibhangga.Tahap Keempat
Tahap keempat merupakan tahapan terakhir dalam pembuatan dan konstruksi candi ini, dan dilakukan hanya dengan perubahan kecil pada bagian hiasan dan detail kecil konstruksi. Di tahap penyelesaian ini, hanya dilakukan penyempurnaan dan pembetulan relief yang terdapat pada tubuh candi dan stupa.