Sejarah Candi Borobudur: Penafsiran, Bangunan, Letak, Fasilitas

Total
0
Shares

Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Candi Borobudur“. Berikut dibawah ini penjelasannya:

Pengertian Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah candi budha terbesar di dunia. Candi ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang merupakan salah satu icon kebanggan Indonesia. Bangunan candi memiliki wujud triangga yaitu kepala, badan dan kaki. Masing-masing bagian ini memiliki arti secara simbolis yaitu :

  • Kepala melambangkan alam atas, yang merupakan alam para dewa;
  • Badan melambangkan alam antara yang mempunyai makna sebagai tempat manusia yang telah meninggalkan tempat suci; dan
  • Kaki yang melambangkan alam bawah yaitu tempat manusia biasa.
  • Sejarah Candi Borobudur

    Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 sebelum masehi atau abad ke 9. Borobudur dibangun oleh pengikut Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Dinasti Dinasti. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti dinasti. Pendiri Candi Borobudur, Raja Samaratungga dari atau dinasti dinasti dinasti. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar 824 AD dan selesai sekitar 900 Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani putri Samaratungga. Sementara arsitek yang membantu membangun candi ini untuk cerita turun-temurun bernama Gunadharma.

    Baca Juga : Kerajaan Hindu Budha Di IndonesiaPenafsiran Nama Borobudur

    Dari beberapa literarur yang ada, dapat disebutkan berbagai pendapat yang berbeda dari para ahli, antara lain:

    • Kitab negara kertagema

    Naskah dari tahun 1365 M yaitu kitab Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca, menyebutkan kata “Budur” untuk sebuah bangunan Agama Budha dari aliran Wajradha. Kemungkinan yang ada nama “Budur” tersebut tidak lain adalah Candi Borobudur. Karena tidak ada keterangan lain kiranya tak dapat diambilsuatu kesimpulan.

    • Sir Thomas Stamford Raffles

    Penafsiran tentang Borobudur juga telah dilakukan oleh Raffles berdasarkan keterangan dari masyarakat luas yang menafsirkan bahwa:

  • Budur merupakan bentuk lain dari “Budo” yang dalam bahasa Jawa berarti Kuno. Tetapi bila dikaitkan dengan Borobudur berarti “Boro jaman Kuno” jelas tidak mengandung suatu pengertian yang dapat dikaitkan dengan Candi Borobudur Budha. Dengan demikian Borobudur berarti Sang Budha yang Agung.
  • Namun kerana “Bhara” dalam bahasa Jawa Kuno dapat diartikan banyak,maka Borobudur dapat juga berarti “Budha yang Banyak”.
  • Jika dikaji secara teliti,maka keterangan yang dikemukakan oleh Raffles memang tidak ada yang memuaskan.”Boro jaman Kuno” kurang mengena. ”Sang Budha yang Agung” maupun “Budha yang banyak”. Kurang mencapai sasaran. Perubahan kata “Budha menjadi Budur” misalnya perubahan demikian tidak dapat diterangkan dari segi ilmu bahasa, karena sukar dapat diterima. (Soekmono, 1981)
    • Poerbatjaraka

    Menurut Beliau “Boro” berarti “Biara” dengan demikian Borobudur berati “Biara Budur”.Penafsiran ini memang sangat menarik karena mendekati kebenaran berdasarkan bukti-bukti yang ada.

    Penyelidikan dan penggalian yang dilakukan tahun 1952 di halaman sebelah barat laut bangunan Candi Borobudur telah berhasil menemukan fondasi batu-batu dan genta perunggu berukuran besar.Penemuan fondasi batu-batu dan genta ini memperkuat dugaan yaitu merupakan sisa-sisa dari sebuah biara.

    Selanjutnya jika dihubungkan dengan Kitab Negara Kertagama mengenai “Budur” maka besar kemungkinan penafsiran Poerbatjaraka adalah benar dan tepat. Namun demikian masih merupakan suatu pertanyaan mengapa Biara dalam hal ini penamaan menggantikan Candinya, padahal Candi jauh lebih penting dari biaranya.

    • De Casparis

    De Casparis menemukan kata majemuk dalam sebuah prasasti yang kemungkinan merupakan asal kata Borobudur.Dalam prasasti SRI KAHULUNAN YANG BERANGKA 842 Masehi dijumpai kata “Bhumi Sambhara Budhara” yaitu suatu sebutan untuk bangunan suci pemujaan nenek moyang atau disebut kuil.

    Penelitian yang mendalam tentang keagamaan yang terungkap dalam prasasti dan rekonstruksi yang teliti terhadap geografi daerah yang terjadinya peristiwa sejarah bertalian dengan prasasti tersebut,maka De Casparis itu menyimpulkan bahwa Bhumi Sambhara Budhara tidak lain adalah Borobudur.(Soekmono,1981)

    • Soediman

    Didalam bukunya “Borobudur salah satu keajaiban Dunia”, menyebutkan bahwa arti nama Borobudur sampai sekarang masih belum jelas.Dijelaskan pula bahwa Borobudur berasal dari dua kata yaitu “Bara” dan “Budur”. Bara berasal dari bahasa sansekerta “Vihara”yang berarti kompleks Candi dan “Bihara”yang berati asrama.”Budur” dalam bahasa Bali  Beduhur yang artinya diatas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau Vihara dan kelompok Candi yang terletak diatas tanah yang tinggi atau bukit.Pemugaran Candi Borobudur

    Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973 prasati dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga-tenaga muda lulusan SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi (CA) dan Teknologi Arkeologi (TA).

    Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu-batu Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu-batu yang sudah retak dan pecah, pekerjaan-pekerjan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti penyediaan transportasi pengadaaan bahan-bahan bangunan di tangani oleh kontraktor (PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE).

    Bagian-bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.

    Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke timur penulisan dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga yang ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur.

    Baca Juga : Kerajan MajapahitBangunan Candi Borobudur

    Berikut ini terdapat beberapa bangunan candi borobudur, yaitu sebagai berikut:

  • Uraian Banguan Candi Borobudur
  • Candi Borobudur di bangun mengunakan batu Adhesit sebanyak 55.000 M3 bangunan Candi Borobudur berbentuk limas yang berundak-undak dengan tangga naik pada ke- 4 sisinya ( Utara, selatan, Timur Dan Barat ) pada Candi Borobudur tidak ada ruangan di mana orang tak bisa masuk melainkan bisa naik ke atas saja.

    Lebar bangunan Candi Borobudur 123 M. Panjang bangunan Candi Borobudur 123 M. Pada sudut yang membelok 113 M. Dan tinggi bangunan Candi Borobudur 30.5 M. Pada kaki yang asli di di tutup oleh batu Adhesit sebanyak 12.750 M3 sebagai selasar undaknya.  Candi Borobudur merupakan tiruan dari kehidupan pada alam semesta yang terbagi ke dalam tiga bagian besar di antaranya:

    • Kamadhatu: Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat bahkan di kusai oleh hasrat kemauan dan hawa nafsu, Relief – relief ini terdapat pada bagian kaki candi asli yang menggambarkan adegan – adegan Karmawibangga ialah yang melukiskan hukum sebab akibat.
    • Rupadhatu: Sama dengan alam semesta antara dunia rupa dalam hal manusia telah meninggalkan segala urusan keduniawian dan meninggalkan hasrat dan kemauan bagian ini terdapat pada lorong satu sampai lorong empat.
    • Arupadhatu: Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa yaitu tempat para dewa bagian ini terdapat pada teras bundar ingkat I, II, dan III beserta Stupa Induk.
  • Patung
  • Di dalam bangunan Budha terdapat patung -atung Budha berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:

    Patung Budha yang terdapat pada relung-relung : 432 Buah Sedangkan pada teras – teras I, II, III berjumlah : 72 Buah. Jumlah : 504 Buah

    Agar lebih jelas susunan-susunan patung Budha pada Budha sebagai berikut:

  • Langkah I Teradapat : 104 Patung Budha
  • Langkah II Terdapat : 104 Patung Budha
  • Langkah III Terdapat : 88 Patung Budha
  • Langkah IV Terdapat : 22 Patung Budha
  • Langkah V Terdapat : 64 Patung Budha
  • Teras Bundar I Terdapat : 32 Patung Budha
  • Teras Bundar II Terdapat : 24 Patung Budha
  • Teras Bundar III Terdapat : 16 Patung Budha
  • Jumlah : 504 Patung Budha

  • Patung Singa
  • Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Sign Up for Our Newsletters

    Get notified of the best deals on our WordPress themes.

    You May Also Like

    9 Makanan Khas Jakarta Yang Rekomended

    Makanan Khas Jakarta – Setiap daerah memiliki berbagai keunikan masing-masing. Salah satu keunikan terdapat pada makanan yang menjadikan kekhasan dari wilayah tersebut. seperti halnya dengan kota metropolitan ini, Jakarta memiliki…
    View Post