Sejarah Candi Borobudur

Total
0
Shares

Sejarah Candi BorobudurOktober 16, 2009

Posted by mrfahmi in Sejarah.

trackback

Sampai sekarang belum pernah ditemukan sumber – sumber tertulis yang menyebutkan kapan Candi Borobudur itu dibangun sehingga secara tidak pasti tidak dapat ditentukan usianya. Beberapa bukti telah dikemukakan olah para ahli untuk menentukan usia dari bangunan Candi Borobudur itu. Pada bagian kaki Candi Borobudur yang tetutup terdapat tulisan singkat berbahasa sansekerta dengan huruf kawi. Dengan membandingkan bentuk huruf – huruf tersebut dengan prasasti – prasasti bertarikh yang ada di Indonesia, maka sementara sarjana berpendapat bahwa candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 M. Pada abad itu di Jawa tengah berkuasa raja – raja dari Wangsa Syailendra yang menganut agama budha sehingga dapat dikatakan bahwa Borobudur bersifat agama budha Mahayana itu ada hubungannya dengan Wangsa Syailendra.


2. Lokasi Candi Borobudur

Borobudur adalah sebuah candi Budha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa tengah. Lokasi candi adalah ± 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta dan dikelilingi beberapa dusun antara lain Bumi Segoro, Sabreng, Jawahan, Barepan, Ngarak, Kelan, Janan dan Gendingan.

Pada zaman dahulu pulau Jawa terapung ditengah lautan, oleh karenanya harus dipaku pada pusat bumi agar dapat dihuni manusia. Paku yang sangat besar itu kini menjadi sebuah gunung yang terletak di kota Magelang yaitu gunung tidar. Di sebelah selatan gunung Tidar kira – kira jarak 15 km terdapat candi Borobudur. Candi Borobudur yang terletak di daratan kedu hampir seluruhnya di lingkari oleh pegunungan. Di sebelah timur terdapat gunung merapi dan gunung merbabu. Pada gunung merapi itu setiap dua atau tiga tahun terdengar letusan – letusan yang masih aktif dalam kegiatanya. Sisi barat laut terdapat gunung Sumbing dan Sindoro. Juga disebelah selatan yang membujur dari timur ke barat terdapat pegunungan Menoreh. Oleh karena puncak – puncak pegunungan ini banyak yang runcing bagai menara maka pegunungan ini dinamakan pegunungan Menoreh. Dilihat dari Candi Borobudur puncak – puncak pegunungan Menoreh serupa dengan seorang yang sedang berbaring diatas pegunungan tersebut. Karena itulah ada cerita rakyat yang menjelaskan bahwa bagian dari puncak gunung yang serupa dengan orang tidur itu adalah Gunadharma, yaitu ahli bangunan yang berhasil membuat candi Borobudur.


3. Arti atau Makna Candi Borobudur

Bangunan – bangunan kuno yang berasal dari zaman purba sejarah Indonesia (permulaan tarikh masehi sampai akhir abad ke -15) biasanya disebut candi. Sebagian besar dari candi – candi itu tidak diketahui nama aslinya. Candi – candi memang harus ditemukan dahulu, sebelum dimasukan ke dalam khasanah pusaka budaya nusantara. Juga banyak candi – candi yang diberi nama seperti desa di mana candi itu berada. Tetapi ada juga desa yang diberi nama menurut candinya. Hanya satu atau dua candi sajalah yang masih tetap menyimpan nama aslinya. Candi Borobudur sendiri sulit ditentukan apakah nama Borobudur mengambil dari nama desa yang mengambil dari nama candi tersebut.

Banyak teori yang menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini berasal dari kata Sambharabhudara, yaitu artinya gunung ( Bhudara ) dimana di lereng – lerengnya terletak teras – teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainya. Misalkan kata Borobudur berasal dari ucapan para budha yang karena pergeseran bunyi menjadi Borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata Bara dan Beduhur. Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain dimana bara berasal dari bahasa sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan Beduhur artinya ialah tinggi, atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti diatas. Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada tahun 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karang tengah dan Kahuluan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja dari dinasti Wangsa Syailendra pada masa pemerintahan Samaratungga sekitar 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.

Dari Babad ( kitab sejarah Jawa) dari abad ke-18 tersebut Bukit Borobudur, sedang keterangan yang disampaikan oleh Raffles ( Letnan Gubernur Jendral Inggris ) pada tahun 2824 di desa bumi ditemukan benda purbakala bernama Borobudur. Dengan penemuan itu dapat disimpulkan bahwa Borobudur adalah nama asli dari bangunan candinya. Walau demikian perlu dicatat bahwa tidak ada sesuatu keterangan baik prasasti maupun dokumen lain yang mengungkapkan nama candi Borobudur yang sesungguhnya.

Naskah dari tahun 1365 M, yaitu kitab Negara kertagama karangan Mpu Prapanca juga menyebutkan kata atau nama Budur untuk sebuah bangunan agama budha aliran Wajradha.

Kemungkinan yang ada budur tersebut tidak lain adalah candi Borobudur. Karena tidak adanya keterangan yang lain kiranya tidak bisa diambil suatu kepastian.

Penafsiran Borobudur telah pula dilakukan oleh Raffles berdasarkan keterangan yang ia kumpulkan dari masyarakat luas. Budur merupakan bentuk lain dari Budo yang dalam bahasa jawa berarti kuno. Tetapi bila dikaitkan dengan Borobudur berarti Boro zaman kuno jelas tidak mengandung suatu pengertian yang dapat dikaitkan dengan candi Borobudur. Maka Raffles menerangkan keterangan lain yakni Boro berarti agung dan budur disamakan dengan budha. Maka dengan demikian Borobudur berarti Sang Budha yang agung. Namun karena bara dalam bahasa kuno dapat diartikan banyak maka Borobudur dapat pula berarti budha yang banyak. Perubahan demikian dapat diterangkan dari segi ilmu bahasa.

Bapak Poerbatjaraka (alm) menafsirkan dengan masuk akal. Menurut beliau perkataan Boro itu biar, dengan demikian maka Borobudur berarti Biara Budur.

Drs. Soedirman dalam bukunya “Borobudur Salah Satu Keajaiban Dunia”, menjelaskan mengenai arti nama Borobudur sampai sekarang belum jelas. Namun juga dituliskan bahwa Borobudur berasal dari kata sansekerta Vihara yang berarti kompleks candi dan biara atau asrama.

Jadi, nama Borobudur berarti asrama / vihara atau kelompok candi yang terletak di atas bukit.


4. Tahapan pembangunan Candi Borobudur

1.Tahap Pertama

Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti diperkirakan antara 750 dan 850 M. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak, tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.

2.Tahap kedua

Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.

3.Tahap ketiga

Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa – stupa di bangun pada puncak undak – undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.

4.Tahap keempat

Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu. Penemuan dan pemugaran Borobudur.


5.Bentuk Bangunan Candi Borobudur

Bangunan Candi Borobudur berbentuk limas berundak dan apabila dilihat dari atas merupakan bujur sangkar. Bangunan candi ada 10 tingkat yang paling atas berbentuk lingkaran dengan tiga teras.

Teras pertama terdapat : 32 stupa berlubang

Teras kedua terdapat : 24 stupa berlubang

Teras ketiga terdapat : 16 stupa berlubang

Jumlah seluruhnya : 72 stupa berlubang

Masing – masing stupa terdapat patung Budha. Di tengah – tengah stupa tersebut terdapat stupa induk yang merupakan mahkota dari bangunan Candi Borobudur.

Uraian bangunan Candi Borobudur secara teknis dapat dirinci sebagai berikut :

Lebar dasar candi Borobudur : 123 m ( lebar = panjang karena bujur Sangkar)

Tinggi bangunan : 34,5 m setelah restorasi,

42 m sebelum restorasi

Jumlah batu : 55.000 m3 ( 2.000.000 blok batu )

Jumlah stupa : 1 stupa induk

72 stupa berterawang

Stupa induk bergaris tengah : 9.9 m

Tinggi stupa induk : 7 m

Jumlah bidang relief : 1.460 bidang ( ± 2.5 – 3 km)

Jumlah patung Budha : 504 buah

Tinggi patung Budha : 1.5 m


6.Struktur Candi Borobudur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sign Up for Our Newsletters

Get notified of the best deals on our WordPress themes.

You May Also Like

9 Makanan Khas Jakarta Yang Rekomended

Makanan Khas Jakarta – Setiap daerah memiliki berbagai keunikan masing-masing. Salah satu keunikan terdapat pada makanan yang menjadikan kekhasan dari wilayah tersebut. seperti halnya dengan kota metropolitan ini, Jakarta memiliki…
View Post