Tak hanya Candi Prambanan yang menjadi peninggalan bersejarah kerajaan Mataram Kuno.
Candi berikut ini pun juga menjadi peninggalan bersejarah yang masih dijaga keelokannya hingga kini. Candi tersebut adalah Candi Borobudur.
Candi budha terbesar ini sempat menjadi salah satu dari keajaiban dunia dan dicatat UNESCO sebagai warisan dunia tahun 1991.Etimologi Candi Borobudur
Nama Borobudur masih menjadi salah satu perdebatan dengan beragam teori hingga saat ini.
Ada yang menyebutkan bahwa nama Borobudur diambil dari salah satu nama desa yang terdekat yakni desa Boro yang saat ini berada di daerah Purworejo.
Teori ini dikemukakan oleh Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya yang berjudul Sejarah Pulau Jawa.
Kemungkinan bisa demikian karena kebanyakan nama candi seringkali disangkut-pautkan dengan nama daerah tempat candi tersebut berdiri atau daerah-daerah di sekitarnya.
Raffles juga mengemukakan istilah Budur berarti “purba”.
Sehingga Borobudur diyakini memiliki arti desa Boro di jaman purba atau jaman dahulu kala.
Namun hal ini dibantah oleh arkeolog lainnya yang menyatakan bahwa Budur dapat berarti “gunung”.
Arti “gunung” ini semakin diperkuat dengan adanya teori lain yang mengatakan bahwa kata Budur diambil dari kata Sambharabhudhara yang sama-sama memiliki arti gunung.
Teori lainnya berasal dari bahasa Sansekerta, dimana boro berasal dari kata bara yang artinya kompleks candi dan budur memiliki arti tinggi.
Dengan kata lain, teori ini menjelaskan bahwa Borobudur adalah komplek candi yang tinggi.
Hal ini bisa jadi benar, namun teori lain muncul dari rakyat yang setuju jika Borobudur merupakan pergeseran bunyi dari pengucapan “para Budha”.Asal Usul Berdirinya Candi Borobudur
Candi Borobudur dibangun pada tahun 770 Masehi ketika masa-masa berdirinya kerajaan Mataram Kuno.
Ketika itu, kerajaan Mataram dipengaruhi oleh kerajaan Sriwijaya yang juga beraliran Hindu Budha.
Ada 2 dinasti yang berdiri di Mataram Kuno yakni dinasti Syailendra yang beraliran Budha dan dinasti Sanjaya yang beraliran Hindu.
Belum diketahui pasti apa alasan dibentuknya candi budha yang megah dan tinggi ini.
Tapi yang pasti adanya pengaruh dinasti Syailendra yang sedang berjaya di Mataram Kuno turut andil dalam dibangunnya candi Borobudur.
Selain itu, Rakai Pikatan juga memperbolehkan rakyat yang beragama Budha untuk membangun tempat ibadahnya.
Meski pada akhirnya beliau pun turut andil atas terjadinya sejarah Candi Prambanan yang difungsikan untuk menandingi kemegahan Candi Borobudur.
Selama kurang lebih 55 tahun, Candi Borobudur selesai dibangun.
Lebih tepatnya sekitar tahun 825 Masehi pada masa pemerintahan raja Samaratungga.Fungsi Candi Borobudur
Ada beberapa fungsi adanya Candi Borobudur sebagai candi budha terbesar di dunia hingga kini, antara lain:
- Sebagai tempat peribadatan umat Budha seluruh dunia khususnya di hari Waisak.
- Sebagai pusat dari berbagai candi Budha lainnya.
- Sebagai tempat untuk menyimpan abu dari para leluhur yang sudah tiada.
- Sebagai tempat untuk pemujaan dewa-dewa di agama Budha.
- Sebagai tempat penelitian sastra dan budaya.
- Sebagai tempat penelitian matematika karena adanya stupa dan bangunan dengan bentuk belah ketupat, persegi, dll.
- Sebagai tempat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
- Sebagai tujuan wisata keagamaan.
Bangunan yang Ada di Candi Borobudur
Candi Borobudur tidak memiliki bangunan candi lain di dalamnya seperti Candi Prambanan.
Hanya terdiri dari tingkatan, stupa, relief dan arca yang dijelaskan sebagai berikut:
Bangunan di Candi Borobudur memiliki 3 tingkatan yang memiliki arti masing-masing diantaranya:
- Kamadhatu
Bagian ini merupakan kaki candi Borobudur.
Diberi nama Kamadhatu karena bagian ini merupakan tingkatan terendah manusia yang masih terikat dengan hawa nafsu.
- Rapadhatu
Bagian ini berada di tengah candi Borobudur yang tersusun atas 4 undakan.
Bangunan ini berbentuk lorong keliling yang dinding-dindingnya terdiri dari relief.
Bangunan ini menggambarkan bahwa manusia sudah mulai melepaskan diri dari hawa nafsu, namun masih memikirkan rupa dan bentuk.
Karena itulah bangunan candi bagian tengah ini benar-benar dihias oleh relief dan lebih memiliki bentuk.
- Arupadhatu
Bangunan ini berada di tingkatan tertinggi candi yakni lantai 5 hingga 7.
Tingkat teratas ini menggambarkan bahwa manusia sudah lepas dari hawa nafsu, rupa serta bentuk.
Oleh karena itu pada bangunan ini tidak ada relief yang terukir di dindingnya.
Ada 3 jenis stupa yang ada pada candi Borobudur, diantaranya:
- Stupa Induk
Stupa induk merupaka stupa utama yang berada di tengah-tengah Candi Borobudur.
Ukuran stupa ini lebih besar dibandingkan stupa-stupa lainnya dan berada di puncak tertinggi dari Candi Borobudur.
- Stupa Berlubang
Stupa ini dikatakan berlubang karena di bagian tengah stupa memiliki lubang yang digunakan untuk meletakkan Arca Budha.
Ada beragam patung Budha yang diletakan di masing-masing stupa berlubang ini.
Total keseluruhan stupa berlubang adalah 72 buah.
- Stupa Kecil
Stupa kecil merupakan stupa yang digunakan sebagai hiasan Candi Borobudur.
Total keseluruhan stupa kecil adalah 1472 buah.
Relief merupakan ukiran yang ada pada dinding candi.
Cara membacanya dimulai searah jarum jam yang disebut dengan maprasikdana.
Maprasikadana merupakan bahasa Sansekerta yang berarti dari arah timur.
Relief-relief di Candi Borobudur menggambarkan tentang berbagai macam cerita, diantaranya:
- Relief Latitavistara
Relief ini menggambarkan tentang kelahiran Budha yang menjelma menjadi manusia hingga perjalanannya menjadi Budha.
- Relief Manohara
Relief ini menggambarkan antara pangeran Sudana yang menikah dengan bidadari Manohara.
- Relief Jataka dan Jatakamala
Relief ini menggambarkan tentang penjelmaan Budha pada masa reinkarnasinya menjadi binatang.
- Relief Gandawyuha
Relief ini mengambarkan tentang kehidupan Budha di masa lalu.
Ada 2 jenis arca yang ada di candi Borobudur antara lain:
- Arca Budha
Arca Budha merupakan patung gambaran seorang Budha.
Di Candi Borobudur ada 504 arca Budha yang terdiri dari 300an lebih arca tidak utuh, 43 hilang dan sisanya masih utuh.
- Arca Singa
Arca singa ini berada di Candi Borobudur dan memang digambarkan sebagai hewan yang suci.
Konon singa merupakan kendaraan Budha ketika menuju ke surga.Runtuhnya Candi Borobudur
Pada masa pemerintahan Mpu Sindok, beliau memindahkan kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur.
Ketika itu bertepatan dengan meletusnya gunung Merapi yang dahsyat.
Sehingga hal ini benar-benar membuat bangunan seperti Candi Borobudur terkubur abu vulkanik dan debu-debu.
Lama ditinggalkan, pada akhirnya Candi Borobudur tertutupi oleh semak-semak belukar.
Apalagi ketika itu, agama Islam sudah mulai masuk dan candi-candi mulai ditinggalkan.
Meski begitu, beberapa mayarakat ada yang masih mengingat candi Borobudur.
Namun mereka lebih mengaitkannya dengan kutukan, kesialan dan tempat tinggal para roh halus.
Hal ini dikarenakan suatu peristiwa yang terjadi pada putra mahkota Kerajaan Yogyakarta.
Beliau mengunjungi Candi Borobudur dan akhirnya jatuh sakit lalu meninggal sehari setelahnya.
Oleh karena itu bangunan ini semakin tidak terawat dan dilarang.Penemuan Kembali Candi Borobudur
Candi Borobudur yang hilang akhirnya ditemukan kembali.
Ini karena adanya tulisan mengenai candi ini pada naskah Negarakertagama oleh Mpu Prapanca pada masa kerajaan Majapahit.
Namun penulisan pada naskah tersebut tidaklah terlalu jelas.
Selanjutnya gubernur Jawa pada masa Britania yakni Thomas Stamford Rafles sangat tertarik pada sejarah dan berencana untuk berkeliling Jawa.
Ketika di Semarang sekitar tahun 1814, beliau memerintahkan H.C Cornelius untuk mendatangi bangunan besar yang ada di desa Bumisegoro kala itu.
Bangunan besar tersebut adalah Candi Borobudur.
Beliau dengan 200 pasukannya membersihkan Candi Borobudur dan melaporkannya pada Rafles.
Sekitar tahun 1835, seorang pejabat Hindia Belanda bernama Hartmann melanjutkan kerja H.C Cornelius dengan cara menggali tanah lebih dalam.
Seluruh bangunan Candi Borobudur pun akhirnya semakin terlihat dan selanjutnya dilakukan lah pemugaran bangunan Candi Borobudur.Pemugaran Candi Borobudur
Ada 2 periode masa pemugaran Candi Borobudur yang mana dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dan selanjutnya dilakukan oleh UNESCO.
- Pemugaran Periode I
Pemugaran periode I berlangsung ketika Candi Borobudur ditemukan dalam keadaan yang sangat rentan.
Pemugaran dilakukan pada tahun 1907-1911 ketika Indonesia masih disebut Hindia Belanda.
Ketika itu Theodore Van Erp melakukan pemugaran candi tanpa menghilangkan sisi asli candi tersebut.